Senin, 17 Juli 2017

Review Hasil Render



Halo gays.. Apa Kabs....kali ini kita akan bahas tentang rendering...TAPI sebelumnya. Ada sedikit informasi tentang seorang arsitek asal negeri sakura. Dia adalah Shigeru Ban. Ini dia gays.

Shigeru Ban, adalah seorang arsitek Jepang yang dikenal karena karya arsitektur kertasnya yang inovatif, terutama pendaur-ulangan tabung kardus yang dimanfaatkan secara efisien untuk membangun hunian sementara bagi korban bencana alam. Ia dinobatkan oleh majalah Time sebagai salah seorang tokoh yang paling inovatif pada abad ke-21 dalam bidang arsitektur dan desain di tahun 2000. Kemudian pada tahun 2014, Ban menjadi penerima Pritzker Architecture Prize ke-37, penghargaan yang paling bergengsi dalam dunia arsitektur. Dewan juri Pritzker menghargai inovasinya dalam memanfaatkan material dan dedikasinya bagi upaya kemanusiaan di seluruh dunia, menyebutnya sebagai “seorang guru yang tidak hanya menjadi panutan bagi generasi muda, tetapi juga menjadi inspirasi”.
Pada tahun 1986, jauh sebelum kemunculan isu-isu lingkungan dan ekologikal, Shigeru Ban sudah mulai menguji dan bereksperiman dalam menggunakan paper tube (tabung kertas) untuk dijadikan sebagai struktur/kerangka bangunan.
Tahun 2000, Ban diminta untuk mendesain sebuah bangunan pada pameran besar di Jerman. Di karena tema pameran itu adalah masalah lingkungan, Shigeru Ban terpilih untuk membangun sebuah pavilion dari tabung kertas, menggunakan kertas daur ulang.  Dengan pertimbangan utamanya adalah bukan pada penyelesaian pembangunannya, tetapi ketika pavilion tersebut dihancurkan. Pembangunan pavilion yang biasanya menghasilkan banyak sampah industri kini dibuat agar bisa di daur ulang atau digunakan kembali setelah selesai digunakan.
Kemudian pada tahun 2006 Shigeru Ban memenangkan kompetisi untuk membangun Pompidou Center kedua di Prancis di kota Metz.
Namun di sisi lain Ban merasakan kekecewaannya pada keprofesian arsitek, dikarenakan tidak membantu, dan tidak bekerja untuk masyarakat, melainkan bekerja untuk orang-orang istimewa, orang kaya, pemerintah, pengembang. Mereka yang memiliki uang dan kekuasaan, menggunakan arsitek untuk memvisualisasikan kekayaan dan kekuasaan mereka dengan membangun arsitektur monumental. Bahkan sejarah pun, menunjukan hal yang sama. Ban sangat kecewa bahwa dirinya sebagai arsitek tidak bekerja untuk masyarakat, meski begitu banyak orang yang kehilangan tempat tinggal mereka akibat bencana alam. Shigeru Ban juga berpendapat bahwa bencana tersebut tidak lagi bencana alam semata. Misalnya, gempa bumi tidak pernah membunuh manusia, tapi bangunan yang runtuhlah yang menimbulkan korban jiwa. Itu adalah tanggung jawab seorang arsitek.
Pada saat terjadi bencana banyak orang yang membutuhkan perumahan sementara, tapi tidak ada arsitek yang bekerja di sana karena terlalu sibuk bekerja untuk orang-orang penting.  Hal ini menjadi motivasi Ban sebagai seorang arsitek untuk mulai ikut terlibat membangun perumahan sementara di daerah-daerah yang mengalami bencana, membuat keadaan menjadi lebih baik.
Kontribusinya atau karya humanitariannya di daerah-daerah yang mengalami bencana  meliputi Perkemahan pengungsi bencana perang di Rwanda, Afrika (1994); rekonstruksi gereja dengan tabung kertas pada saat gempa bumi di Kobe, Jepang (1995); Penampungan korban gempa di Turki (1999); penampungan di India Barat (2001); Rekonstruksi perkampungan nelayan Muslim di Sri Lanka (2004); Gereja sementara di Chengdu, China (2008); Auditorium sementara di L’Aquila, Italia (2009); Penampungan dari tabung kertas di Haiti (2010); Partisi kertas di korban gempa, Jepang (2011); Perumahan sementara di Onagawa, Miyagi, Jepang  (2011); Cardboard Cathedral di Selandia Baru (2013).

Karya Shigeru Ban 
Pompidou Centre Museum, Metz, Prancis Sumber : http://http://www.centrepompidou-metz.fr/sites/default/files/imagecache/gallery)

Oke gays, Sekarang kita masuk ke pokok bahasan. Yaitu RENDERING 
 
Rendering adalah proses membangun gambar dari sebuah model (atau model yang secara kolektif dapat disebut sebuah berkas adegan), melalui program komputer. Sebuah berkas adegan terdiri dari objek-objek dalam sebuah bahasa atau data struktur, bisa berupa geometri, sudut pandang, tekstur, pencahayaan, dan informasi bayangan sebagai sebuah deskripsi dari adegan virtual. Data yang terisi dalam berkas adegan kemudian melewati program rendering untuk diproses dan menjadi hasil keluaran untuk sebuah gambar digital atau berkas gambar grafik raster. Walaupun detail-detail teknis dalam metode rendering bervariasi, tantangan umumnya dalam memproduksi sebuah gambar dua dimensi dari gambar tiga dimensi disimpan dalam sebuah berkas adegan yang sudah menjadi kerangka sebagai alur grafik sepanjang sebuah peralatan rendering, seperti GPU. 
GPU adalah peralatan yang dibangun dengan tujuan untuk mempermudah CPU dalam menunjukkan kalkulasi yang kompleks. Jika sebuah adegan harus kelihatan relatif nyata dan terprediksi di bawah cahaya virtual, perangkat lunak rendering-nya harus memecahkan persamaan rendering. Persamaan rendering tidak menghitung semua fenomena pencahayaan, tetapi hanya model pencahayaan umum untuk gambar komputer yang di kembangkan. Rendering juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perhitungan efek-efek dalam sebuah berkas edit video. Rendering juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari efek-efek kalkulasi dalam sebuah berkas edit video untuk memproduksi video keluaran akhir.
6 Poin penting dalam rendering:
  1. Camera View
  2. Point Of View
  3. Background
  4. Material Texture
  5. Light Setting
  6. Geometri
Review Hasil Render Berdasarkan 6 point diatas
Render Eksterior (sumber:Dok.Pribadi)
1. Camera View
View Kamera yang digunakan adalah view pandangan mata manusia yang mengarah ke bangunan dengan sudut sedikit menyamping. Sehingga terlihat depan dan samping bangunan. Dan menurut saya view ini sudah lumayan baik. 

2. Point Of View
Point of view pada bangunan diatas yaitu entrance bangunan dengan adanya kanopi dengan material beton yg membuat entrance lebih menarik. Ditambah dengan pola kaca diagonal sehingga menambah kesan indah.

3. Background
Backgroundnya menggunakan langit dengan sedikit awan. Karena view dekat dengan bangunan sehingga tidak perlu menggunakan banyak background.

4. Material Texture
Material tidak begitu terlihat jelas karena setting render yg standar. Sebenarnya bangunan tersebut banyak menggunakan material kaca dan ACP. Namun tidak terlihat jelas.

5. Light Setting
Penataan cahaya disini tidak digunakan karena situasi pada siang hari.

6. Geometri
Geometri disini berdasarkan peletakan objek pada gambar, keseimbangan objek gambar dengan sekitarnya. Sehingga terlihat kedua sissi bangunan.
Demikian Review hasil render yang dapat saya bagikan. Maaf masih banyak kekurangan. Semoga bermanfaat bagi kita semua..... 
https://id.wikipedia.org/wiki/Rendering_(grafik_komputer)
http://zenitarimbhawa.com/2014/06/03/shigeru-ban-architect-for-society/