Halo gays.. Apa Kabs....kali ini kita akan bahas tentang rendering...TAPI sebelumnya. Ada sedikit informasi tentang seorang arsitek asal negeri sakura. Dia adalah Shigeru Ban. Ini dia gays.
Shigeru Ban, adalah seorang arsitek
Jepang yang dikenal karena karya arsitektur kertasnya yang inovatif,
terutama pendaur-ulangan tabung kardus yang dimanfaatkan secara efisien
untuk membangun hunian sementara bagi korban bencana alam. Ia dinobatkan
oleh majalah Time sebagai salah seorang tokoh yang paling inovatif pada
abad ke-21 dalam bidang arsitektur dan desain di tahun 2000. Kemudian
pada tahun 2014, Ban menjadi penerima Pritzker Architecture Prize ke-37,
penghargaan yang paling bergengsi dalam dunia arsitektur. Dewan juri
Pritzker menghargai inovasinya dalam memanfaatkan material dan
dedikasinya bagi upaya kemanusiaan di seluruh dunia, menyebutnya sebagai
“seorang guru yang tidak hanya menjadi panutan bagi generasi muda,
tetapi juga menjadi inspirasi”.
Pada tahun 1986, jauh sebelum kemunculan
isu-isu lingkungan dan ekologikal, Shigeru Ban sudah mulai menguji dan
bereksperiman dalam menggunakan paper tube (tabung kertas) untuk dijadikan sebagai struktur/kerangka bangunan.
Tahun 2000, Ban diminta untuk mendesain sebuah bangunan pada pameran besar di Jerman. Di karena tema pameran itu adalah masalah lingkungan, Shigeru Ban terpilih untuk membangun sebuah pavilion dari tabung kertas, menggunakan kertas daur ulang. Dengan pertimbangan utamanya adalah
bukan pada penyelesaian pembangunannya, tetapi ketika pavilion tersebut
dihancurkan. Pembangunan pavilion yang biasanya menghasilkan banyak
sampah industri kini dibuat agar bisa di daur ulang atau digunakan
kembali setelah selesai digunakan.
Kemudian pada tahun 2006 Shigeru Ban memenangkan kompetisi untuk membangun Pompidou Center kedua di Prancis di kota Metz.
Namun di sisi lain Ban merasakan
kekecewaannya pada keprofesian arsitek, dikarenakan tidak membantu, dan
tidak bekerja untuk masyarakat, melainkan bekerja untuk orang-orang
istimewa, orang kaya, pemerintah, pengembang. Mereka yang memiliki uang
dan kekuasaan, menggunakan arsitek untuk memvisualisasikan kekayaan dan
kekuasaan mereka dengan membangun arsitektur monumental. Bahkan sejarah
pun, menunjukan hal yang sama. Ban sangat kecewa bahwa dirinya sebagai
arsitek tidak bekerja untuk masyarakat, meski begitu banyak orang yang
kehilangan tempat tinggal mereka akibat bencana alam. Shigeru Ban juga
berpendapat bahwa bencana tersebut tidak lagi bencana alam semata.
Misalnya, gempa bumi tidak pernah membunuh manusia, tapi bangunan yang
runtuhlah yang menimbulkan korban jiwa. Itu adalah tanggung jawab
seorang arsitek.
Pada saat terjadi bencana banyak orang
yang membutuhkan perumahan sementara, tapi tidak ada arsitek yang
bekerja di sana karena terlalu sibuk bekerja untuk orang-orang penting.
Hal ini menjadi motivasi Ban sebagai seorang arsitek untuk mulai ikut
terlibat membangun perumahan sementara di daerah-daerah yang mengalami
bencana, membuat keadaan menjadi lebih baik.
Kontribusinya atau karya humanitariannya
di daerah-daerah yang mengalami bencana meliputi Perkemahan pengungsi
bencana perang di Rwanda, Afrika (1994); rekonstruksi gereja dengan
tabung kertas pada saat gempa bumi di Kobe, Jepang (1995); Penampungan
korban gempa di Turki (1999); penampungan di India Barat (2001);
Rekonstruksi perkampungan nelayan Muslim di Sri Lanka (2004); Gereja
sementara di Chengdu, China (2008); Auditorium sementara di L’Aquila,
Italia (2009); Penampungan dari tabung kertas di Haiti (2010); Partisi
kertas di korban gempa, Jepang (2011); Perumahan sementara di Onagawa,
Miyagi, Jepang (2011); Cardboard Cathedral di Selandia Baru (2013).
Karya Shigeru Ban
![]() |
Pompidou Centre Museum, Metz, Prancis Sumber : http://http://www.centrepompidou-metz.fr/sites/default/files/imagecache/gallery) |
Oke gays, Sekarang kita masuk ke pokok bahasan. Yaitu RENDERING
Rendering adalah proses membangun gambar dari sebuah
model (atau model yang secara kolektif dapat disebut sebuah berkas
adegan), melalui program
komputer. Sebuah berkas adegan terdiri dari objek-objek dalam sebuah
bahasa atau data struktur, bisa berupa geometri, sudut pandang, tekstur,
pencahayaan, dan informasi bayangan sebagai sebuah deskripsi dari
adegan virtual. Data yang terisi dalam berkas adegan kemudian melewati
program rendering untuk diproses dan menjadi hasil keluaran untuk
sebuah gambar digital atau berkas gambar grafik raster. Walaupun
detail-detail teknis dalam metode rendering bervariasi, tantangan
umumnya dalam memproduksi sebuah gambar dua dimensi dari gambar tiga
dimensi disimpan dalam sebuah berkas adegan yang sudah menjadi kerangka
sebagai alur grafik sepanjang sebuah peralatan rendering, seperti GPU.
GPU adalah peralatan yang dibangun dengan tujuan untuk mempermudah CPU
dalam menunjukkan kalkulasi yang kompleks. Jika sebuah adegan harus
kelihatan relatif nyata dan terprediksi di bawah cahaya virtual,
perangkat lunak rendering-nya harus memecahkan persamaan rendering. Persamaan rendering tidak menghitung semua fenomena pencahayaan, tetapi hanya model pencahayaan umum untuk gambar komputer yang di kembangkan. Rendering juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perhitungan efek-efek dalam sebuah berkas edit video. Rendering
juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari efek-efek kalkulasi
dalam sebuah berkas edit video untuk memproduksi video keluaran akhir.
6 Poin penting dalam rendering:
- Camera View
- Point Of View
- Background
- Material Texture
- Light Setting
- Geometri
1. Camera View
View Kamera yang digunakan adalah
view pandangan mata manusia yang mengarah ke bangunan dengan sudut sedikit menyamping. Sehingga terlihat depan dan samping bangunan. Dan menurut saya view ini sudah lumayan baik.
2. Point Of View
Point of view pada bangunan diatas yaitu entrance bangunan dengan adanya kanopi dengan material beton yg membuat entrance lebih menarik. Ditambah dengan pola kaca diagonal sehingga menambah kesan indah.
3. Background
Backgroundnya menggunakan langit dengan sedikit awan. Karena view dekat dengan bangunan sehingga tidak perlu menggunakan banyak background.
4. Material Texture
Material tidak begitu terlihat jelas karena setting render yg standar. Sebenarnya bangunan tersebut banyak menggunakan material kaca dan ACP. Namun tidak terlihat jelas.
5. Light Setting
Penataan cahaya disini tidak digunakan karena situasi pada siang hari.
6. Geometri
Geometri disini berdasarkan peletakan objek pada gambar, keseimbangan
objek gambar dengan sekitarnya. Sehingga terlihat kedua sissi bangunan.
Demikian Review hasil render yang dapat saya bagikan. Maaf masih banyak kekurangan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.....
https://id.wikipedia.org/wiki/Rendering_(grafik_komputer)
http://zenitarimbhawa.com/2014/06/03/shigeru-ban-architect-for-society/
http://zenitarimbhawa.com/2014/06/03/shigeru-ban-architect-for-society/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar